Koloid tidak hanya penting dalam bidang kimia, tetapi juga memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak produk dan fenomena di sekitar kita merupakan contoh sistem koloid, baik alami maupun buatan. Berikut beberapa penerapannya:
Susu adalah emulsi lemak dalam air yang stabil berkat adanya protein kasein.
Es krim merupakan buih padat, yaitu udara yang terdispersi dalam campuran padat (air, lemak, gula).
Mayones adalah emulsi minyak dalam air dengan kuning telur sebagai emulsifier alami.
Obat-obatan dalam bentuk salep atau krim adalah koloid yang mempermudah penyerapan obat ke dalam kulit.
Obat cair tertentu dibuat dalam bentuk koloid agar lebih mudah diserap tubuh.
Darah merupakan sistem koloid alami, di mana sel-sel darah terdispersi dalam plasma.
Cat dan tinta merupakan koloid pigmen padat dalam cairan, yang memberikan warna merata.
Karet lateks adalah koloid yang digunakan untuk membuat ban, sarung tangan, dan berbagai produk karet lainnya.
Detergen dan sabun bekerja dengan prinsip emulsi, yaitu membantu mencampurkan minyak/lemak dengan air sehingga kotoran mudah dibersihkan.
Proses penjernihan air memanfaatkan sifat koloid. Misalnya, tawas ditambahkan untuk menggumpalkan partikel koloid kotoran dalam air sehingga mudah dipisahkan.
Kabut dan asap adalah koloid yang terbentuk di atmosfer, yang dapat berdampak pada kesehatan dan lingkungan.
Sol emas dan perak dimanfaatkan dalam pembuatan katalis industri serta sensor kimia.
Nanoteknologi banyak menggunakan prinsip koloid untuk membuat bahan baru dengan sifat unik, misalnya material superkuat dan konduktor listrik.